Jumat, 18 November 2011

BERSYUKURLAH KEPADA ALLAH

Perhatikanlah nikmat ALLOH SWT yg dikaruniakan kepada anda. Lihat jasmani anda, pakaian yg anda kenakan, makanan yg anda makan hingga saat ini, kesehatan yg anda alami, kondisi keluarga yg semuanya baik-baik, dan nikmat-nikmat ALLOH SWT lainnya. Alhamdulillah, segala puji bagi ALLOH SWT yg telah memberikan nikmat2-Nya yg tak terkira kepada kita, walau hari dan tahun berganti. Alhamdulillah juga kita panjatkan karena nikmat luar biasa, yakni HIDAYAH ALLOH SWT, masih menyertai kita.                                                                                                   

Karena banyaknya dan beraneka ragamnya nikmat ALLOH SWT yg diberikan kepada hamba2-Nya kebanyakan dari kita jadi bertanya-tanya, nikmat mana yg harus disyukuri? Apakah hanya karunia yg baik? Ataukah termasuk ditutupnya aib kita?

Sesungguhnya ditutupnya aib kita membuktikan bahwa ALLOH SWT masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat (taubat nasuha) dan memohon ampun pada-Nya. Janganlah kita menjadi orang yg dikecam oleh ALLOH SWT,   ”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), – agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”(Al Mu’minuun(23):99-100)

Cara Rasululloh SAW bersykur pantas dicontoh. Walau beliau sudah dijamin masuk surga, beliau tidak pernah absen sholat malam. Bahkan hingga kaki2nya bengkak. Ketika istrinya bertanya kepada beliau, jawabannya adalah,”Apakah tidak boleh jika aku ingin menjadi hamba yg banyak bersyukur?” Setan sendiri mempunyai misi agar manusia tidak bersyukur. “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, – kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al A’raaf(7):16-17)


Perhatikan juga beberapa ayat berikut:   
 “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Ibrahim:7)  
 “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (An Nahl(16):53)   
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (Adh Dhuha(93):11)

Setiap nikmat yg ada, dapat menjadi pembuka atau penutup bagi pintu nikmat lainnya. Rahasia menginginkan nikmat adalah dengan mensyukuri nikmat yg telah ada. Jangan lepaskan nikmat yg besar dengan tidak mensyukuri nikmat yg kecil. Tidak usah risau terhadap nikmat yg belum ada. Justru risaulah jika nikmat yg telah ada tidak disyukuri.  Sudah menjadi fitrah manusia untuk mendapatkan dan bisa hidup dengan tenang, sejahtera, bahagia, dan sukses di berbagai hal. Keinginan ini akan membuat manusia berusaha (dengan berbagai cara) untuk mencapai hal tersebut. Namun perlu diingat bahwa manusia hanyalah bisa berusaha, namun ALLOH SWT yg menentukan. Karenanya tidak perlu stres dan gelisah apalagi marah sedemikian rupa apabila usaha yg telah dilakukan ternyata gagal meraih kesuksesan/tujuan yg diharapkan.


Sebuah ucapan dari orang bijak menyatakan bahwa “Perjalanan orang yg mencari Tuhan akan berhasil sampai dia berhasil mengalahkan nafsunya. Barang siapa bisa menguasai nafsu maka ia akan bahagia dan sukses. Namun siapa saja yang dikendalikan oleh nafsu, maka ia akan merugi dan hancur.”

ALLOH SWT sendiri berfirman,“Adapun orang yang melampaui batas, – dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, – maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). – Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, – maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An Naazi’aa(79)37-41).

Jika merujuk kepada ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa NAFSU adalah kata kunci untuk mencapai ketentraman dan ketenangan jiwa. Maka orang yang bersyukur adlah orang yang mampu untuk mengendalikan nafsunya. Orang yang bisa mengendalikan nafsunya merekalah yang akan sanggup merasakan nikmatnya bersyukur.                                                                                                                                

Tidak ada komentar: