Perhatikanlah
nikmat ALLOH SWT yg dikaruniakan kepada anda. Lihat jasmani
anda, pakaian yg anda kenakan, makanan yg anda makan hingga saat ini, kesehatan
yg anda alami, kondisi keluarga yg semuanya baik-baik, dan nikmat-nikmat ALLOH
SWT lainnya. Alhamdulillah, segala puji bagi ALLOH SWT yg telah memberikan
nikmat2-Nya yg tak terkira kepada kita, walau hari dan tahun berganti.
Alhamdulillah juga kita panjatkan karena nikmat luar biasa, yakni HIDAYAH ALLOH SWT, masih menyertai kita.
Karena banyaknya dan beraneka
ragamnya nikmat ALLOH SWT yg diberikan kepada hamba2-Nya kebanyakan dari kita
jadi bertanya-tanya, nikmat mana yg harus disyukuri? Apakah hanya karunia yg
baik? Ataukah termasuk ditutupnya aib kita?
Sesungguhnya ditutupnya aib kita
membuktikan bahwa ALLOH SWT masih memberikan kesempatan kepada kita untuk
bertaubat (taubat nasuha) dan memohon ampun pada-Nya.
Janganlah kita menjadi orang yg dikecam oleh ALLOH SWT,
”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia), – agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan”(Al Mu’minuun(23):99-100)
Cara Rasululloh SAW bersykur
pantas dicontoh. Walau beliau sudah dijamin masuk surga, beliau tidak pernah
absen sholat malam. Bahkan hingga kaki2nya bengkak. Ketika istrinya bertanya
kepada beliau, jawabannya adalah,”Apakah tidak boleh jika aku ingin menjadi
hamba yg banyak bersyukur?” Setan sendiri mempunyai misi agar
manusia tidak bersyukur. “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus, – kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al A’raaf(7):16-17)
Perhatikan juga beberapa ayat berikut:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Ibrahim:7)
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah
kamu meminta pertolongan.” (An Nahl(16):53)
“Dan
terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur).” (Adh Dhuha(93):11)
Setiap nikmat yg ada, dapat
menjadi pembuka atau penutup bagi pintu nikmat lainnya. Rahasia menginginkan
nikmat adalah dengan mensyukuri nikmat yg telah ada. Jangan lepaskan nikmat yg
besar dengan tidak mensyukuri nikmat yg kecil. Tidak usah risau terhadap nikmat
yg belum ada. Justru risaulah jika nikmat yg telah ada tidak disyukuri. Sudah
menjadi fitrah manusia untuk mendapatkan dan bisa hidup dengan tenang,
sejahtera, bahagia, dan sukses di berbagai hal. Keinginan ini akan membuat
manusia berusaha (dengan berbagai cara) untuk mencapai hal tersebut. Namun
perlu diingat bahwa manusia hanyalah bisa berusaha, namun ALLOH SWT yg menentukan.
Karenanya tidak perlu stres dan gelisah apalagi marah sedemikian rupa apabila
usaha yg telah dilakukan ternyata gagal meraih kesuksesan/tujuan yg diharapkan.
Sebuah ucapan dari orang bijak
menyatakan bahwa “Perjalanan orang yg mencari Tuhan akan berhasil sampai dia
berhasil mengalahkan nafsunya. Barang siapa bisa menguasai nafsu maka ia akan
bahagia dan sukses. Namun siapa saja yang dikendalikan oleh nafsu, maka ia akan
merugi dan hancur.”
ALLOH SWT sendiri berfirman,“Adapun
orang yang melampaui batas, – dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, – maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). – Dan adapun orang-orang yang
takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
– maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An
Naazi’aa(79)37-41).
Jika
merujuk kepada ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa NAFSU adalah kata
kunci untuk mencapai ketentraman dan ketenangan jiwa. Maka orang yang bersyukur
adlah orang yang mampu untuk mengendalikan nafsunya. Orang yang bisa mengendalikan
nafsunya merekalah yang akan sanggup merasakan nikmatnya bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar