Rabu, 11 Juli 2012

Contoh Teks Materi DACIL


 

Teks Pertama

Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh


Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du

Yang saya hormati  ______________________________________________________
Yang saya hormati  ______________________________________________________
Yang saya hormati  ______________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT

Sangat berbahagia pada hari ini, saya bisa tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :

BERDO’A DI BULAN RAMADHAN

Hadirin dan Hadirat yang saya mulyakan,
Aturan untuk shoum di bulan Ramadhan telah ditetapkan Allah SWT dalam surat Al Baqarah dari ayat 183 sampai ayat 187. Hampir seluruh ayat tersebut terdapat kata-kata shoum . Hanya ayat 186 yang tidak mengandung kata shoum:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (١٨٦)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam-kebenaran.”
                          
Sahabat da’I, da’iyah yang saya hormati,

Peletakan ayat ini diantara ayat-ayat tentang shoum Ramadhan bukan tanpa maksud. Kalau ditilik dari asbabun nuzul ayat ini adalah berkenaan dengan datangnya seorang Arab Badui kepada Nabi SAW yang bertanya: “Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?” Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lain).

Dalam ayat ini terdapat tiga syarat untuk diterimanya doa.

Pertama, doa tersebut harus dipanjatkan kepada-Nya secara langsung.
Kedua dalam berdoa adalah kita harus memenuhi segala perintah Allah SWT.
Ketiga adalah kita harus beriman kepada-Nya agar doa kita diterima.

Bapak-bapak, ibu-ibu, teman temanku  yang saya muliakan
Walaupun ayat 186 ini tidak mengandung kata shoum, tapi penempatan ayat ini menunjukkan pentingnya kita berdoa pada bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hadits nabi SAW:

“Orang yang berpuasa memiliki doa yang mustajab pada waktu berbuka.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)

Atau dalam hadits lain, nabi SAW bersabda:

“Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doanya yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sehingga dia berbuka dan orang yang dianiaya. Doa mereka diangkat oleh Allah di bawah awan pada hari kiamat dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman, ‘Demi keagungan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sesudah suatu waktu’” (Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

Bapak-bapak, ibu-ibu yang saya muliakan,
Demikianlah, urgensi dari berdoa dalam bulan Ramadhan, semoga Allah senantiasa mengabulkan seluruh do’a kita semua, aamiin ya Robbal ‘alamin.
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima

Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,











Teks Kedua

Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh


Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir.  Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du

Yang saya hormati   ___________________________________________________
Yang saya hormati   ___________________________________________________
Yang saya hormati   ___________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT

Sangat berbahagia pada hari ini, saya bias tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :

KISAH DI AMPUTASINYA URWAH BIN ZUBAIR

Hadirin yan saya hormati,
Marilah sejenak kita merenung  terhadap sebuah kisah yang layak kita jadikan "ibrah" (pelajaran) bagi kita, di mana betapa luar biasanya buah keimanan dapat mengecilkan arti musibah duniawi.

Dikisahkan salah seorang  tabi'in bernama Urwah bin Zabir, yang Allah takdirkan salah satu kakinya dari lutut ke bawah sakit hingga membusuk. Tak lama kemudian didatangkan 4 orang Tabib sebagai upaya penyembuhan. Ternyata hasil diagnosa 4 Tabib menyimpulkan bahwa tidak ada cara lain kecuali harus diamputasi kaki yang membusuk tsb. Jika tidak, maka dikhawatirkan penyakitnya akan menjalar ke seluruh tubuh.

Ketika berita ini disampaikan kepada Urwah, dengan tenang dia mengatakan, kalau memang itu adalah keputusan para Tabib, kenapa tidak segera dilakukan ?

Bapak-bapak, ibu-ibu, teman-teman da’i/da’iyah yang dirahmati Alloh,

Sebelum pelaksanaan operasi, disodorkanlah oleh Tabib minuman kepada Urwah sambil mengatakan, silakan anda minum terlebih dahulu. Ketika Urwah mau meminumnya terciumlah aroma lain, maka dia bertanya, minuman apa ini ? “Arak”, kata Tabib. Maksudnya apa, tanya Urwah. Jawab Tabib: “supaya anda mabuk agar mengurangi sedikit rasa sakit karena sebentar lagi kaki anda akan kami gergaji mulai dari kulit, daging hingga tulang. Dan, tentu saja akan terjadi pendarahan yang luar biasa. Supaya darah tidak terus mengalir, maka sudah kami siapkan "kuali" dengan minyak goreng yang sudah mendidih. Setelah kaki anda dipotong agar jangan terus mengeluarkan darah maka kaki anda itu akan kami masukkan ke dalam kuali agar cepat kering.

Jawab Urwah, “Sungguh sulit diterima akal sehat jika ada seorang mu'min yang beriman kepada Allah lantas dia meminum sesuatu untuk menghilangkan akalnya. Sehingga dia sudah tidak ingat lagi siapa Tuhannya?

Betapa saya meragukan keimanan seseorang yang sampai mau meminum khamr sehingga dia tidak sadar bahwa Allah itu ada, bagaimana bisa diyakini keimanan seperti itu. Saya tidak ingin sedikit pun termasuk orang seperti itu, untuk itu buanglah jauh-jauh khamr dari depan mukaku”.

“Lantas apa yang mesti kami lakukan?”, kata Tabib. Urwah berkata: “setelah saya memberi isyarat dengan tangan saya, silakan laksanakan tugas kalian, gergaji kaki saya dan masukkan ke dalam kuali”. Lalu Urwah pun asyik  khusyu’ berzikir sampai kemudian dia angkat tangannya sambil terus berzikir memejamkan mata pertanda dia sudah siap untuk digergaji kakinya. Maka digergajilah kaki Urwah dan langsung dimasukkan dalam kuali.

Hadirin yang berbahagia
Urwah-pun pingsan. Setelah siuman, sambil tetap berbaring di tempat tidur, dia meminta kepada orang di sekelilingnya agar potongan kakinya tersebut setelah dimandikan dan dikafani dan sebelum dikuburkan dapat dihadirkan-kepadanya.

Dibawakanlah potongan kakinya dan sambil berbaring dia angkat potongan kaki itu sambil mengatakan, Ya Allah, Alhamdulillah, selama ini Engkau telah karuniakan saya dua kaki, kelak kaki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti. Ya Allah, Demi Allah, saya tidak pernah membawa dia melangkah ke jalan yang tidak Engkau  ridhai. Kini, Engkau ambil yang hakikatnya adalah milik-Mu Ya Allah, innalillaahi wa inna ilaihi rajiuun, mudah-mudahan saya masih bisa memanfaatkan kaki yang tersisa ini. Lantas potongan kaki pun diberikan sambil ia meminta dikuburkan.

Nyaris tidak ada kesedihan, tapi tiba-tiba Urwah menangis. Orang yang  menyaksikan sejak awal itu berkomentar: “kami semula begitu merasa bangga dengan ketegaran anda, lalu kenapa engkau kini menangis, wahai Urwah ?” Beliau menjawab: “Demi Allah, hanya Allah yang Mahatahu, saya bukan menangis karena hilangnya satu kaki saya, yang hakikatnya milik Allah, tapi yang membuat saya menangis hanyalah kekhawatiran, apakah dengan kaki yang hanya tinggal satu ini saya masih bisa beribadah dengan sempurna kepada Allah ?

Allahu Akbar! Luar biasa keimanan Urwah, dunia menjadi kecil di mata orang mukmin seperti Urwah ini.

Teman-teman yang berbahagia,

Semoga kisah ini mampu mengetuk hati kita untuk menjadi hamba yang bersyukur dan bisa bersabar dengan ujian-ujian Allah SWT
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.

Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,


 



 Teks Ketiga


Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh



Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du

Yang saya hormati    _____________________________________________________
Yang saya hormati    _____________________________________________________
Yang saya hormati    _____________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT

Sangat berbahagia pada hari ini, saya bias tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :


Hadirin yang berbahagia,
Mari kita belajar dari kisah Abdurrahman bin Auf . Adurrahman berasal dari Bani Zuhrah. Salah seorang sahabat Nabi lainnya, Sa'ad bin Abi Waqqash, adalah saudara sepupunya.

Ia ikut berhijrah ke Habasyah, gelombang pertama dan kedua. Ia juga ikut berhijrah ke Madinah, mengikuti Perang Badar dan semua peperangan bersama Rasulullah. Ia juga dikenal sebagai seorang yang dermawan.

Nabi SAW bersabda, ''Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan merayap atau merangkak.'' Mendengar berita gembira ini, ia langsung mendermakan satu kafilah niaga tersebut seraya berkata, ''Kalau aku bisa masuk surga dengan berdiri, niscaya akan kulakukan.''

Dalam sehari, ia memerdekakan 30 orang budak. Ia juga banyak mendermakan hartanya kepada fakir miskin, istri-istri Nabi, dan untuk keperluan militer kaum Muslimin. Ketika ia meninggal, ia mewasiatkan 400 dinar bagi setiap orang yang ikut dalam Perang Badar. Di samping itu, Abdurrahman juga mewasiatkan 1.000 ekor kuda dan 50 ribu dinar untuk perjuangan di jalan Allah.

Teman-teman yang berbahagia,

Tentang Abdurrahman, Rasulullah SAW berkata, ''Abdurrahman bin Auf adalah orang tepercaya di langit dan orang tepercaya di bumi,'' (HR Harits bin Usamah).

Memang kita bukan nabi, tetapi inginkah kita disejajarkan dengan Nabi SAW ?                      Memang kita bukan orang yang jujur, tetapi inginkah kedudukan kita sama dengan Abu Bakar ra?  
Memang kita belum tentu mati syahid, tetapi inginkah kita berkedudukan sama seperti Hamzah ra?  
Jawabannya: pasti bisa

untuk mendapatkan derajat yang sama seperti mereka telah disebutkan dalam QS. An-Nisaa’ 69:

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Bapak-bapak, ibu-ibu, teman-teman da’i/da’iyah yang dirahmati Alloh,
Ternyata peluang yang sama juga diberikan kepada pedagang yang jujur dan dapat dipercaya seperti pada hadits berikut:

Sahabat Abi Sa’id Al-khudri ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya, kelak pada hari kiamat akan mendapat kedudukan bersama para nabi, para shiddiqin, dan para syuhada’.” (HR. Timidzi dan termasuk hadis hasan).

Hadirin dan Hadirat yang saya hormati,

Semoga kita dapat mencapai derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Wallahu a’lam bish showab,
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.

Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,













 Teks ke-empat
 
Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh

Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du

Yang saya hormati  ____________________________________________________
Yang saya hormati  ____________________________________________________
Yang saya hormati ____________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT

Sangat berbahagia pada hari ini, saya bisa tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :

TIGA NASEHAT RASULULLAH

Teman-teman yang berbahagia,
Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sehabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal, beliau bersabda :

“Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”  (HR. Tirmidzi)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Hadirin yang berbahagia,

Nasehat Pertama :
BERTAQWALAH KEPADA ALLAH DIMANA SAJA BERADA

Definisi taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”                                                                                                                                                                                                                                                                
Bagaimana agar kita senantisa terjaga dalam ketakwaan ?
Ingatlah terus akan janji kita dihadapan Allah SWT yaitu kalimat syahadat yang telah ita ikrarkan  itulah fitrah.  
                                                                                                                                                                                                                                                                       
Nasehat yang kedua :
BERBUATLAH  KEBAIKAN KARENA KEBAIKAN AKAN  MENGHAPUSKAN KESALAHAN                                                                                                           

Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda “sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”.

Maka ada orang yang ketika dia sakit maka dia akan memberikan sedekah agar penyakitnya segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu adalah karena kesalahan yang kita pernah lakukan. Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf .


Bapak-bapak, ibu-ibu, teman-teman da’i/da’iyah yang dirahmati Alloh,

Nasehat yang ketiga : 

BERAKHLAQLAH DENGAN AKHLAK YANG TERPUJI                                                   Hadits ini mengingatkan kita pentingnyaberakhlakuk karimah, bersilaturahim dan saling memaafkan sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah) 
Dalam riwayat yang lain beliau bersabda :


Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.”(HR. Bukhari)

Wallahu a’lam bish showab.    

Hadirin dan Hadirat yang saya hormati,

Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.
Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,

 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum ustadz...
ustadz izin cetak buat latihan anakku ya...