Jumat, 27 April 2012

PAWANG HUJAN DALAM KONSEP ISLAM

Adapun pengendalian hujan berdasarkan pendekatan spiritual, terbagi dua kelompok, pertama kelompok orang beriman dengan senjatanya do’a, kedua kelompok orang yang tidak beriman dengan kemampuannya memanfaatkan bantuan Jin.

Tentang kelompok pertama tidak perlu kita bahas detail karena memang sudah ma’ruf bahwa untuk mendatangkan hujan mereka berdo’a dengan sungguuh-sungguh kepada Alloh SWT sebagaimana dijelaskan dalam QS Al Baqoroh : 22

Mengenai kelompok kedua karena mereka berkolaborasi dengan Jin tentunya melalui prektek-praktek kleniknya berusaha agar hujan datang maupun berhenti/pindah sesuai keinginannya, dan orang seperti ini dikenal dengan istilah dukun. Senjata mereka adalah dupa, miyak wangi, bunga dan jampi-jampi agar Jin datang untuk membantu mewujudkan keinginannya, perhatikan firman Alloh SWT “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin- jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS Jin : 6).

Cara kerja pawang pada umumnya :
1.Ada yang mensyaratkan beberapa kaleng bir untuk minum makhluk halus penggeser hujan.
2.Ada pawang yang menggunakan mantra dan  meminta keluarga mengucapkan mantra tersebut.
3.Ada pawang yang minta disediakan beberapa rantang nasi dan sebuah payung hitam.
4.Ada yang membalikkan sapu lidi bekas dan  ditancapkan bawang merah dan cabai merah.
5.Ada  yang melarang shahibul hajat untuk mandi sepanjang hari.
6.Ada pula yang minta disediakan berpuluh-puluh batang rokok dari lintingan daun nipah.
7.Ada  pawang tidak diperkenankan menyentuh air dan harus puasa ngebleng.
8.Ada juga pawang yang berziarah ke makam leluhur orang yang minta bantuan.

Proses Terjadinya Hujan dalam Teori Islam
Hanya  Allah yang dapat menurunkan hujan. ( QS. Luqman: 34 ) dan (Asysyuro:28 )
Malaikat Izrail melaksanakan perintah Allah. Mengumpulkan Qoza'ah yaitu gumpalan kecil awan. Membuat Ra'd yaitu suara guruh dan Barq yaitu kilat.

Mujahid berkata: "Suara guruh adalah perbuatan malaikat dan kilat adalah sayap-sayapnya untuk menggiring awan agar turun hujan". Awan digabung menjadi satu oleh Malaikat Izrail sampai terjadilah Muzollah yaitu gumpalan awan yang besar dan gelap dengan dibantu oleh angin sehingga menutupi sebagian langit. Turun hujan atas izin Allah.

Pawang hujan bukan menghentikan hujan akan tetapi memindahkan hujan ketempat yang lain seperti : ke gunung, lembah, laut atau hutan karena ada sesuatu hajat atau hujan itu mendatangkan mudharat.

Menghentikan hujan dalam Kajian “Ahli Hikmah”
1.      Meneliti terlebih dahulu kondisi langit
2.      Hujannya memberi mudharat
3.      Memohon kepada Allah
4.      Tawassul kepada Nabi Muhammad
5.      Memindahkan hujan pada tempat lain seperti pegunungan, lembah-lembah atau hutan dengan berdoa kepada Allah.

Doa  Menghentikan Hujan

اَللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ، وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ، وَأَحْيِي بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

“Ya Allah! Berilah hujan kepada hamba-hambaMu, ternak-ternakMu, berilah rahmatMu dengan merata, dan suburkan tanahMu yang tandus.” ( HR. Abu Dawud 1/305 dihasan oleh Al-Albani).

  اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَ مَنَابِتِ الشَّجَرِ

 Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah! Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” [194] [194] HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614.  

Dari Zaid bin Khalid al-Juhani RA dia berkata, suatu ketika Rasulullah SAW shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyyah di atas bekas langit (hujan) yg terjadi sejak malam, begitu selesai, orang-orang pun menyongsongnya, lalu beliau bersabda: “Apakah kalian tahu apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian ?”. Para shahabat menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau SAW bersabda :
“Allah telah berfirman : ‘Pagi hari ini ada di antara hambaku yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun yang berkata : ‘Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah’ ; maka ia telah beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Adapun yang berkata : ‘Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu’ ; maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang”. [HR. Bukhari (2/23), Muslim (1/83)]

Dari Abdullah bin Umar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ada lima kunci ghaib yang tidak diketahui seorangpun kecuali Allah: Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terdapat dalam rahim, tidak ada satu jiwapun yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok, tidak ada satu jiwapun yang tahu di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan.” (HR. Al-Bukhari no. 1039)

Allah Ta’ala berfirman, “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).

Sebagian ulama seperti penulis tafsir Al Jalalain mengatakan bahwa rahmat yang dimaksudkan di sini adalah rizki dan hujan.(Lihat Tafsir Al Jalalain, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Muhalla dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi, hal. 434, Maktabah Ash Shofaa, cetakan pertama, tahun 1425 H.).

Hujan, yang membuat, menurunkan, yang menentukan kadar, waktu dan tempatnya adalah Allah. Jika Allah menetapkan hujan di tempat A pada waktu B dan selama C, maka ia akan terjadi sebagaimana yang Allah tetapkan,tidak seorang pun mampu menolak, memindah atau memperpendek atau mengurangi kadarnya. Kalau ada mendung hitam di suatu daerah lalu hujan tidak turun di daerah tersebut bukan karena pengaruh kerja pawang hujan akan tetapi karena Allah belum berkehendak menurunkan hujan di daerah tersebut.

Pawang hujan yang tidak sesuai syariat  termasuk menentang rububiyah Allah di samping cara-cara yang digunakan sarat dengan syirik.Karenanya, barangsiapa yang mengklaim mengetahui waktu turunnya hujan atau mengklaim bisa menurunkan hujan atau mengklaim bisa menahan turunnya hujan (pawang hujan) maka dia telah terjatuh ke dalam kekafiran dan kesyirikan berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak yang menjelaskan kafirnya makhluk yang mengklaim mengetahui perkara ghaib.

Demikianlah pembahasan ini, semoga membawa manfaaat untuk kita semua. Hanya Allahlah sumber kebenaran. Ya Allah bimbing kami dalam menjalani hidup ini untuk senantiasa istiqomah di jalanMu. Anugerahkan kepada kami rasa syukur atas seluruh nikmat-nikmatmu, anugerahkan kepada kami kesabaran atas setiap ujianMu, dan hadirkan dalam jiwa kami rasa ridho atas semua takdir-takdir-Mu. Amin.

______________________
Oleh :  Ust. Azkan Ihsan, S.Sos.I / 081379997779 bisa jiga dilihat di : http://majlisdakwah-alkautsar.blogspot.com

2 komentar:

Muslimah mengatakan...

wahai pawang hujan sadarlah...!

Humaira Dilla Effendy mengatakan...

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.. admin... izin share tulisannya ya.. syukron