“Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci).
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu
dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36).
Perkataan yang
sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qodir (2/53), beliau rahimahullah
mengatakan, “Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan
pada lafazh jalalah ‘Allah’ untuk menunjukkan
mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ‘Baitullah’
(rumah Allah) atau ‘Alullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy.
Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya,
ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut.
Makna
Hijrah secara secara etimologis adalah berpindah. Sedangkan secara terminologis
mengandung dua makna yaitu hijrah makani (tempat) yang artinya
hijrah secara fisik, berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang
lebih baik dan hijrah maknawi (nilai) yang berarti pindah dari nilai
yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebatilan menuju kebenaran,
dari kedzaliman menuju cahaya hidayah, dari alam kebodohan ke alam kecerdasan,
pencerahan, kepandaian. Hijrah yang kedua inilah yang dinyatakan oleh Ibnu
Qayyim sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah (hijrah sejati)
Di Hari Asyura banyak peristiwa sejarah yang
terjadi, diantaranya Nabi Adam dan Hawa diampuni (QS Al Baqarah: 37),
Nabi Idris diangkat ke surga (QS Maryam: 56-57), Nabi Ibrahim diselamatkan dari
api Namrudz (QS Al Anbiya: 57-69), Nabi Yusuf dimerdekakan dari penjara karena
fitnah Zulaikha (QS Yusuf: 56-57), dosa Nabi Yunus diampuni dan dikeluarkan
dari perut ikan (QS Al Anbiya: 87-88), Musa menyeberangi Laut Merah sedangkan
Firaun tenggelam di tempat tersebut (QS Taha: 78), dan Nabi Isa diangkat oleh
Allah serta diselamatkan dari penganiayaan (QS Al Nisa: 157).
Pertama: Di sunnahkan berpuasa. Dari
Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat
orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?
Mengapa kalian berpuasa?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung, hari
ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir'aun. Maka
Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa."Rasulullah SAW
bersabda, "Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati
Nabi Musa-daripada-kalian."(HR.Abu-Daud).
<
Dari Abu Hurairah RA, Rasululllah SAW bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah
puasa ramadhan adalah puasa dibulan muharram, dan sebaik-baik shalat setelah
shalat fardhu adalah-shalat-malam”.(HR.Muslim,Abu-Daud,Tarmizi,danNasa’).
Aisyah RA
pernah ditanya tentang puasa 'asyuura, ia menjawab, "Aku tidak pernah
melihat Rasulullah SAW puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul
mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada
hari kesepuluh Muharam." (HR.Muslim)
Dari Abu Qatadah RA, Rasululllah SAW ditanya tentang puasa hari ‘asyura,
beliau bersabda: ”Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang
telah lewat” (HR. Muslim).
Kedua:
Hijrah mengandung semangat perjuangan dan semangat persaudaraan
tanpa putus asa dan rasa opimisme yang tinggi, semangat berhijrah dari hal-hal
yang buruk kepada yang baik, dari hal-hal yang baik ke yang lebih baik lagi.
Rasulullah
s.a.w. dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut dengan
berhijrah., seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada saat beliau
mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, bahkan beliau telah
membina hubungan baik dengan beberapa kelompok Yahudi yang hidup di Madinah dan
sekitarnya pada waktu itu.
Dalam sebuah
riwayat dikisahkan, ada seorang yang mendatangi Rasulullha dan berkata: “Wahai
Rasulullah,saya baru saja mengunjungi kaum yang berpendapat bahwa hijrah telah
telah berakhir”, Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya,
sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sehingga
matahari terbit darisebelah barat”.
Ketiga :
Hijrah Merupakan Bukti Maha Adilnya Allah,
Berbeda dengan tahun Masehi, permulaan hari atau pergantian hari bukan di pagi
hari atau jam 00.01, tetapi di saat terbenamnya matahari atau munculnya bulan.
Itulah sebabanya Tahun Masehi (dari Isa Al Masih) dalam Islam disebut Tahun
Syamsyiah (matahari), sedangkan Tahun Hijriah atau Tahun Islam disebut juga
Tahun Qomariah (bulan). Kalau Tahun Masehi, setiap bulan terdiri dari 30 hari
atau 31 hari, kecuali Februari yang 28 atau 29 hari, tetapi bulan Hijriah
terdiri dari 29 dan 30 hari.
Itulah
sebabnya, terdapat selisih sekitar 10-12 hari setiap tahun, ada pergeseran
kegiatan keagamaan Islam pada tahun Masehi. Sebagai contoh, hari raya Idul
Fitri atau 1 Syawal pada tahun 2010 jatuh pada tanggal 10 September, tapi pada
tahun 2009, Idul Fitri bersamaan dengan 22 September. Sehingga tidak heran
kalau ada saatnya dimana tahun baru Islam (1 Muharam) hampir bersamaan dengan
Tahun Baru Masehi (1 Januari).
Disitulah salah
satu bukti betapa adilnya Allah, di daerah dekat Equator (Khatulsitiwa) seperti
Indonesia, Malysia dan Negara-negara Arab dimana umat Islam terbesar ada di
sana atau daerah Sub Tropis, fluktuasi lamanya berpuasa setiap tahun hampir
tidak berbeda banyak. Seandainya, bulan Ramadhan ditetapkan berdasarkan bulan
Masehi, misalnya bulan Juni, kasihan umat Muslim di bagaian Utara yang harus
puasa sampai 18-20 jam dengan temparatur sangat panas di atas 50 derajat C,
setiap tahun seperti itu, dan orang di belahan Selatan puasanya sangat singkat.
Kan sangat tidak adil?. Untungnya Tuhan Maha Adil, sehingga penentuna bulan
puasa berdasarkan Tahun Hijriah. bukan Tahun Masehi, Allahu Akbar.
Keempat
: Hijrah adalah bulan Introspeksi Diri atau Bermuhasabah,
Dengan memasuki tahun baru Hijriah, kita akan memasuki 1 Muharram. Yang berarti
kita akan meninggalkan tahun lalu, dan memasuki tahun baru , yakni tahun baru
1433 Hijriah. Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang
umurnya dan baik amalannya (HR Ahmad)
Keenam :
Bulan Muharram Termasuk Bulan Haram,
Bagaimanakah pandangan Islam mengenai awal tahun yang dimulai dengan bulan
Muharram? Ketahuilah bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang
mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun banyak di antara kaum
Muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun.
Silakan simak pembahasan berikut.
Al Qodhi Abu
Ya’la rahimahullah
mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama,
pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun
meyakini demikian.Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan
haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan
tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan
ketaatan
______________________
Disampaikan oleh : Ust.
Azkan Ihsan, S.SosI / 081379997779 dalam menyambut TH Baru Hijriyah 1433 H