Minggu, 18 April 2010

Barack Obama Pembunuh Muslim Iraq dan Afghanistan

Barack Obama Pembunuh Muslim di Iraq dan Afghanistan. Kenapa Dihormati?


Aneh sekali jika para pejabat di Indonesia mengundang Barack Obama, Presiden AS, yang tangannya berlumuran darah karena membunuh ummat Islam di Iraq dan Afghanistan.


Terhadap tamu memang kita harus hormat. Tapi tamu yang mana dulu? Yang wajib kita hormati adalah tamu yang baik dan menghormati kita dan saudara kita. Tapi bagaimana jika orang itu membunuh banyak saudara anda dan mencuri harta anda?

Ketika dia datang ke rumah anda, apakah anda akan menghormatinya? Tukankah pembunuh dan pencuri itu harusnya dihukum? Bukan dihormati atau dielu-elukan?


Nabi Muhammad bersabda, Muslim itu bersaudara. Muslim itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, yang lain pun merasakannya. Saudara kita di Iraq dan di Afghanistan dibantai oleh pasukan Barack Obama. Hingga saat ini, pembantaian terus berlangsung. Di Afghanistan, bahkan Obama menambah 30 ribu pasukan AS ke sana. Minyak, gas, emas, perak, dsb milik kita dirampas oleh perusahaan2 AS.


Kenapa kita justru menghormati pembunuh dan perampok macam itu?

“…Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” [9 AT Taubah 36]

Bayangkan jika itu adalah saudara anda karena sesungguhnya kita ummat Islam adalah saudara.


Saudara kita di Iraq dan di Afghanistan dibantai oleh pasukan Barack Obama. Hingga saat ini, pembantaian terus berlangsung. Di Afghanistan, bahkan Obama menambah 30 ribu pasukan AS ke sana. Minyak, gas, emas, perak, dsb milik kita dirampas oleh perusahaan2 AS.


Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengiriman sekitar 30.000 pasukan tambahan ke Afghanistan. Perintah itu merupakan bagian dari strategi baru AS di Afghanistan yang akan disampaikan Obama dalam pidato resmi kenegaraannya pada hari Selasa waktu setempat dari akademi militer AS West Point. Obama sudah memanggil para petinggi militernya pada hari Minggu malam ke Ruang Oval Gedung Putih terkait pengiriman pasukan tambahan itu. Dan hari ini atau hari Senin waktu AS, Obama menghubungi para pimpinan negara-negara yang menjadi sekutu AS dalam perang di Afghanistan, antara lain Inggris, Prancis dan Rusia serta Perdana Menteri Australia, untuk meminta jaminan dukungan pengiriman pasukan tambahan tersebut.

Surat kabar Prancis Le Monde dalam laporannya menyebutkan, Obama meminta Prancis untuk mengirimkan sekitar 1.500 pasukan tambahan.


Sementara PM Inggris Gordon Brown sudah menyatakan siap mengirimkan 500 pasukan tambahan pada awal Desember dan berkomitmen untuk menambah pasukannya di Afghanistan sampai mencapai jumlah 10.000 pasukan. Sementara PM Australia, Kevin Rudd bersedia mengirimkan pasukan yang akan melatih polisi-polisi Afghanistan dan sejumlah pakar bantuan kemanusiaan ke Negeri Para Mullah.


Dengan penambahan pasukan sebanyak 30.000 orang, maka total jumlah pasukan AS di Afghanistan lebih dari 100.000 tentara. Jumlah sebanyak itu menjadi persoalan tersendiri bagi AS yang sedang dilanda krisis ekonomi dan tingkat pengangguran yang tinggi, karena AS harus menyediakan dana sebesar 75 juta dollar per tahun untuk membiayai pasukannya di Afghanistan.

Secara keseluruhan, AS akan menghabiskan dana hampir 1 triliun dollar sampai akhir tahun fiskal 2010 untuk mendanai perangnya di Irak dan Afghanistan. Selain itu, selama hampir delapan tahun perang, sedikitnya 900 tentara AS tewas di Afghanistan.


Rencana AS menambah pasukannya di Afghanistan dikritik oleh Presiden Pakistan Yousuf Raza Gilani yang khawatir penambahan pasukan akan berdampak pada stabilitas di dalam negerinya. Dalam wawancara hari Minggu kemarin, Gilani mengatakan, penambahan pasukan AS akan mendorong makin banyaknya militan dari Afghanistan yang masuk ke wilayah Pakistan dan mereka akan membuat kekacauan di Pakistan. (ln/aljz)


( Dikutip dari Kabar tentang Dunia Islam, march 2010, Nizaminh)

Tidak ada komentar: