Jumat, 24 Februari 2012

Sakit dan Keajaibannya


Ada tiga keadaan yang pasti dilalui oleh manusia selama hidupnya di dunia. Yaitu, sehat, sakit dan mati. Baik nabi, sebagai utusan tuhan di bumi, maupun manusia biasa, akan mengalami ketiga hal tersebut. 
 Begitupun dokter, walaupun tugasnya mengobati orang sakit, namun tetap ia akan terkena sakit. Namun, ada perbedaan sikap yang ditunjukan oleh manusia ketika menyikapi sehat dan sakit.

Ada yang menganggap sehat sebagai suatu anugrah yang sarat makna. Sedangkan sakit, dianggap musibah yang jauh dari makna. Sehingga tak mengherankan, apabila kemudian mereka hanya bersyukur ketika diberi sehat saja. Sedangkan saat sakit, mereka malah berburuk sangka kepada Allah. Menganggap sakit sebagai kutukan dari-Nya yang tak ada hikmahnya sama sekali. Orang yang beranggapan demikian jelas telah melakukan kekeliruan. “Sebab, tidak semata-mata Allah menciptakan sesuatu, kecuali disertai dengan hikmahnya” (Q.S. Shaad [38]:27).

Episode sakit adalah episode yang tidak mengenakkan. Meski hanya kaki yang bengkak, seluruh badan ikut merasakannya. Meski hanya satu jari yang luka, seluruh perasaan menjadi labil, akibatnya pekerjaan pun tidak lagi produktif. Namun, di sisi lain, sakit bisa menjadi kesempatan berharga bagai seseorang yang pandai memetik hikmah. kita petik hikmahnya yang seluas samudera itu. Sungguh rugilah kita, jika sudah sakit, lalu tidak mendapatkan hikmah apapun.

Pertama, SAKIT adalah UJIAN buat kita, apakah kita layak disemati gelar “ahli syukur”. Ketika kita mendapatkan tambahan harta, lalu kita bersyukur, itu biasa. Tetapi ketika kita sakit, tetapi kita tetap bersyukur, itu baru luar biasa.

Allah Yang Maha Baik ingin menaikkan derajat kita menjadi ahli syukur. Kita mau naik kelas, maka kita harus ujian dulu. Maka, Dia memberikan tangganya berupa ujian sakit. Memang tidak enak naik tangga, capek, lelah, namun setelah berhasil melewatinya, InsyaAllah kemuliaan dari Allah sudah menanti.

Mengapa sakit menjadi ujian untuk membuktikan kualitas syukur? Karena sebenarnya sakit yang kita rasakan itu tidak ada apa2nya dibandingkan dengan luasnya karunia dan kenikmatan yang diberikan olehNya. Seringkali, kita hanya berfokus pada bagian tubuh yang sakit saja, seharian mengeluh di bagian itu-itu saja, padahal pada saat yang bersamaan bagian tubuh lain masih berfungsi sempurna, maha karya Dia yang Luar Biasa.

" إِنَّ الرَّجُلَ لَيَكُوْنَ لَهُ عِنْدَ اللهِ اْلمَنْزِلَةَ فَمَا يَبْلُغُهَا بِعَمَلِهِ فَمَا يَزَالُ اللهٌُ يَبْتَلِيْهِ بَمَا يَكْرَهُ حَتَّى يَبْلُغَهَا "Sesungguhnya seseorang akan memperoleh kedudukan di sisi Allah I, ia tidaklah memperolehnya dengan amalan, Allah senantiasa terus mengujinya dengan sesuatu yang tidak disukainya, hingga ia memperolehnya" HR. al-Hakim dan ia menshahihkannya 1/495.

Kedua, SAKIT adalah PRASYARAT terkabulnya DOA. Seringkali terkabulnya sebuah doa tertunda karena dosa-dosa yang kita lakukan.

Dosa mata, dosa telinga, dosa mulut, prasangka, sedikit demi sedikit menumpuk tanpa kita sadari. Karena tidak sadar, kita tidak pernah menyesalinya, akhirnya dosa-dosa tersebut tidak pernah kita tobati. Lalu Allah Yang Maha Baik mengkaruniakan sakit untuk menghapus dosa-dosa tersebut, sehingga apa yang kita munajatkan dalam doa tidak terhalang lagi.  

Rasulullah SAW bersabda :

 مَا يَمْرَضُ مُؤْمِنٌ وَلاَ مُؤْمِنَةٌ وَلاَ مُسْلِمٌ وَلاَمُسْلِمَةٌ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِذلِكَ خَطَايَاهُ كَمَا تَنْحَطُّ الْوَرَقَةُ مِنَ الشَّجَرِ"
"Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang muslim, laki-laki dan perempuan, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon." HR. Ahmad 3/346.

Ketiga, SAKIT adalah PERINGATAN atas kualitas kita dalam manajemen diri. Sakit menjadi tempat kita berkaca betapa sering kita abai atas kualitas makanan. Kita sering tidak adil kepada tubuh atau tidak memberikan hak yang memadai untuk istirahat, padahal Allah Sang Khalik telah mengamanahkan tubuh ini dengan segala kehebatan dan kecanggihan mekanismenya. Maka, yuk kita manfaatkan episode sakit sebagai momentum introspeksi diri kita.

" إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ  فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا َومَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ "
"Sesungguhnya besarnya balasan disertai besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah  mencintai suatu kaum, Dia I mencoba mereka, barangsiapa yang ridha maka untuknya keridhaan dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan" HR. at-Tirmidzi no. 5645.

Keempat, SAKIT  adalah PENGHAPUSAN dosa-dosa manusia. Sakit memperingatkan manusia atas segala dosa dan perbuatan jahatnya. Kalau awalnya seseorang yang banyak berbuat kesalahan tidak pernah berfikir tentang dosa dan pahala, maka disaat sakit, biasanya ia akan teringat akan dosa-dosanya sehingga berusaha untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, tak seharusnya disaat sakit kita mengeluh apalagi menyalahkan Allah. Sebab, dengan sakit, Allah memperlihatkan kasih sayangnya kepada kita. Setelah sembuh dari sakit, bukan hanya akan timbul kesadaran akan besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Namun lebih dari itu, dosa-dosa kita pun akan diampuni oleh-Nya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi.” (HR. Tabrani). 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

" مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةٌ فَما فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌُ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بهَا خَطِيْئَةٌ "
"Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan." (HR. Muslim )
Rasulullah SAW bersabda : 

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa rasa lelahnya badan, rasa lapar yang terus menerus atau sakit, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa sekarang, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa lalu, gangguan orang lain pada dirinya, sesuatu yang membuat hati menjadi sesak sampai-sampai duri yang menusuknya melainkan akan Allah hapuskan dengan sebab hal tersebut keslahan-kesalahannya (H.R. Bukhari dan Muslim).
 
Semoga dengan beberapa hikmah sakit di atas akan lebih mendekat kan diri kita kepada Allah Ta'ala bahwasannya

Tidak ada komentar: