وَهُوَ
الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ
وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah
mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung
lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28). Yang dimaksudkan dengan rahmat di
sini adalah hujan sebagaimana dikatakan oleh Maqotil ( Zaadul Masiir,
5/322.)
2.
Rizki bagi seluruh makhluk
وَفِي
السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan
di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.”
(QS. Adz Dzariyat: 22).
Yang dimaksud dengan rizki di sini adalah hujan
sebagaimana pendapat Abu Sholih dari Ibnu ‘Abbas, Laits dari Mujahid dan
mayoritas ulama pakar tafsir.( Zaadul Masiir, 5/421) Ath Thobari mengatakan,
“Di langit itu diturunkannya hujan dan salju, di mana dengan sebab keduanya
keluarlah berbagai rizki, kebutuhan, makanan dan selainnya dari dalam bumi.” ( Tafsir
Ath Thobari, 21/520)
3.
Bentuk Pertolongan Allah dan sebagai alat bersuci
إِذْ
يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء
مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ
عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu
mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan
kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu
dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. Al Anfal: 11)
Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan,
“Hujan yang dimaksud di sini adalah hujan yang Allah turunkan dari langit
ketika hari Badr, Dengan sebab ini, mereka semakin kuat menghadapi
musuh-musuhnya.( Tafsir Ath Thobari, 11/61-62.)
5.
Tamtsil akan kekuasaan Allah
menghidupkan kembali pada hari kiamat
وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا
الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى
إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa
kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya,
Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39)
وَأَحْيَيْنَا
بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
“Dan
Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah
terjadinya kebangkitan.” (QS. Qaaf: 11)
6.
Adzab atas para pelaku maksiat
فَلَمَّا
رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا
بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24) تُدَمِّرُ
كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ
كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (25)
“Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa
awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan
yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang
kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang
pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah
mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal
mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.”(QS. Al Ahqaf: 24-25)
وَقِيلَ
يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ
الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ
الظَّالِمِينَ
“Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah
airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan air pun disurutkan,
perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan
dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ."” (QS. Hud: 44)
‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha menceritakan,
وَكَانَ
إِذَا رَأَى غَيْمًا أَوْ رِيحًا عُرِفَ فِى وَجْهِهِ . قَالَتْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْغَيْمَ فَرِحُوا ، رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ
فِيهِ الْمَطَرُ ، وَأَرَاكَ إِذَا رَأَيْتَهُ عُرِفَ فِى وَجْهِكَ الْكَرَاهِيَةُ
. فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ مَا يُؤْمِنِّى أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ عُذِّبَ
قَوْمٌ بِالرِّيحِ ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ فَقَالُوا ( هَذَا عَارِضٌ
مُمْطِرُنَا ) »
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melihat mendung atau angin, maka raut wajahnya pun berbeda.” ‘Aisyah
berkata, “Wahai Rasululah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu
girang. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya
dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak
suka.” Beliau pun bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman?
Siapa tahu ini adaah adzab. Dan pernah suatu kaum diberi adzab dengan datangnya
angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum ‘Aad) ketika melihat adzab,
mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.
(HR. Bukhari no. 4829 dan Muslim no. 899 ).
Dari Aisyah RA ia berkata, “Dahulu Rasulullah SAW apabila melihat mendung di ufuk langit, maka beliau meninggalkan aktivitasnya, meskipun dalam keadaan shalat, kemudian menghadap kepadanya. Apabila Allah menyingkapnya, maka beliau memuji-Nya dan apabila turun hujan, beliau berdoa, Allohumma shobiyyan naafi’an ‘Ya Allah jadikanlah hujan ini adalah hujan yang bermanfaat’.” (HR. al-Bukhari no. 530/686, Ibnu Majah, no. 3889
Apabila air hujan yang turun terlihat banyak dan dikhawatirkan akan merusak apa yang dikenainya, maka disunnahkan untuk membaca doa. Rasulullah SAW bersabda : Adapun barangsiapa yang mengatakan, Muthirnaa bifadhlillah wa Rahmatihi“Kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya”, maka dia adalah orang yang mukmin kepadaku dan kafir terhadap bintang. (HR. al-Bukhari, no. 846, 1038, 4147, 7503 dan Muslim, no. 71)
Dari Abdullah bin Zubair, bahwasanya dahulu apabila beliau mendengar petir, beliau menghentikan pembicaraan dan mengatakan, Subhaanalladzi yusabbihur Ro’du bihamdihi wal Malaa-ikatu min Khiifatihi “Maha Suci Dzat yang mana petir itu bertasbih dengan memuji-Nya dan para malaikat karena takut kepada-Nya”. Kemudian mengatakan, “Ini adalah ancaman yang dahsyat untuk penduduk bumi”.al-Adab al-Mufrad, no 723 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad, no. 556)
Hujan yang mendatangkan keberkahan :
1. Ketakwaan kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)
2. Istighfar dan taubat dari dosa-dosa.
Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh bahwa
beliau berkata: “Maka
aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan
lebat.” (QS. Nuh: 10-11)
3. Istiqamah di atas syariat Allah.
Allah Ta’ala mengabarkan: “Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar.” (QS. Al-Jin: 16)
Allah Ta’ala mengabarkan: “Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar.” (QS. Al-Jin: 16)
4. Shalat Istisqa’
___________________________
Oleh : Ust.Azkan Ihsan, S.SosI / 081379997779 Bisa dilihat di : www.majlisdakwah-alkautsar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar