“Ya
Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur
kami bertemu Ramadhan.” “Ya Allah, jadikanlah Ramadhan kami kali
ini hamparan taman bunga, tempat kami merasakan indahnya hidup bebas dari segala
amarah dan syahwat.”
Program Madrasah Ramadhan dirancang
untuk menghasilkan lulusan dengan gelar Taqwa, firman Allah dalam surah Al-Baqarah :183: “Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam ayat itu terdapat kata “la’alla”.
Kata “la’alla” ini jika yang mengucapkan manusia maka memiliki makna harapan.
Jadi “la’allakum tattaquun” berarti “semoga kamu bertaqwa”. Akan tetapi lain
halnya jika yang mengatakan “la’alla” adalah Allah, maka bukan bermakna harapan
lagi namun bermakna kepastian
Gelar Taqwa akan dianugerahkan jika memenuhi kualifikasi
berikut ini.
1.Tawadhu’ (Kesadaran bahwa seluruh kelebihan dan
keistimewaan yang ada pada diri kita bukanlah alat untuk menyombongkan diri).
2.Qana’ah (Selalu menerima dengan lapang apa saja
yang Allah karuniakan. Mendekap suka maupun duka dengan kadar kemesraan yang
sama).
3.Wara’ (Menahan diri dari segala yang dilarang
oleh Allah. Pada bulan Ramadhan, yang halal saja (makan dan minum) ditahan
apalagi yang haram).
4.Yakin (Bahwa sesuangguhnya musibah yang ditimpakan
kepada diri, suatau saat akan sirna tenggelam di batas cakrawala kehidupan yang
tunduk di hadapan Kehendak dan Keagungan Allah).
Mari kita kaitkan dengan empat hal yang PASTI
akan terjadi dalam hidup kita, yakni:
1.Kita membutuhkan sesama manusia . Kita
membutuhkan orang lain, maka harus bisa diterima oleh orang lain. Agar bisa
diterima oleh sesama manusia, maka membutuhkan sifat tawadhu’
(rendah hati). Orang yang tawadhu’ akan disukai oleh orang lain, berbeda dengan
orang yang angkuh dan sombong.
2.Kita membutuhkan harta . manusia akan
senantiasa merasa cukup manakala ada sifat qana’ah dalm dirinya.
Orang yang qana’ah dapat menerima apa saja dan bagaimana saja keadaan dirinya.
Setelah berusaha apa saja yang dia bisa, dia akan menyerahkan sisanya pada
Allah dan menerima apa saja yang dikaruniakan padanya dan mensyukurinya.
3.Kita membutuhkan Allah swt. Orang yang membutuhkan Allah hendaknya
berusaha semaksimal mungkin agar dincintai Allah. Dengan dicintai Allah, maka
semua harapannya akan terpenuhi. Agar dicintai Allah maka haruslah wara’
karena wara’ adalah salah satu wujud ketaatan pada-Nya.
4.Kita membutuhkan ketenangan. Ketenagan adalah hal yang kita dambakan.
Itulah salah satu faktor yang akan membuat kita bahagia. Ketenangan hidup
dicapai manakala manusia mempunyai keyakinan, bahwa apapun yang
Allah berikan adalah demi kebaikan dirinya.
Ada adab yang berlaku untuk menyambut
tamu yang juga berlaku untuk menyambut tamu agung Ramadhan.
1.Tidak membiarkan rumah kita seperti rumah hantu. Hati adalah
Rumah kita. hendaknya bebas dari segala kotoran, bersih dari segala penyakit
hati.
2.Tidak menjadikan rumah kita, rumah yang ’tertutup’. Maka jadikan
rumah itu rumah yang senantiasa terbuka. yaitu hati yang mudah tersentuh dengan
segala kebaikan dan kemuliaan.
3.Tidak membiarkan rumah kita, rumah yang gelap
gulita. Untuk menyambut tamu kita, kita terangi rumah
(hati) kita dengan penerangan terbaik. (Tanda
hati yang bertabur cahaya adalah: Selalu membayangkan atau berangan-angan telah
berada di akhirat (merasakan suasana surga). Bersih dari segala tipu daya
dunia. Selalu siap kapan pun kematian datang menyapa )
4.Kita sambut tamu dengan ’senyum’,kita suguhi dengan suguhan terlezat dan minuman ternikmat: tilawah Al-Qur’an , shadaqah dan infaq , memperbanyak shalat
, puasa dengan ihtisab (ikhlas)
________________________
Oleh : Azkan Ihsan / 081379997779, Ringkasan materi ceramah tarhib Ramadhan 1433 H/ 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar